sejarahprabu gentar bumi para leluhur sunda dan makamnya (bag 2) March 14, 2016 ALKISAH, Tempat Keramat. Embah Dalem Dardja (Tjikopo) Eyang Nulinggih (Karamat Tjibesi, Subang) Embah Buyut Putih (Gunung Pangtapaan, Bukit Tunggul) Embah Ranggawangsa (Sukamerang, bandrek)
EYANG HAJI GENTAR BUMI SYEKH QUDROTULLAH Eyang Haji Gentar Bumi adalah seorang aulia yang bermukim di Selatan Sukabumi. Semasa hidupnya, tokoh ini juga dikenal dengan nama Wali Sakti Qudratullah. Dia mengemban tugas mensyiarkan Islam di wilayah Selatan Sukabumi yang berbatasan dengan Pandeglang, Banten. Konon pada masanya, wilayah Selatan Sukabumi, tepatnya di kaki Gunung Halimun, menjadi basis pelarian sisa-sisa laskar Pajajaran yang melarikan diri. Tak banyak kisah perjalanan hidup yang tertinggal dari sosok waliyullah yang kesohor ini. Tak ada literature resmi yang menceritakan perjuangannya. Namun sebuah sumber menceritakan, Eyang Haji Gentar Bumi adalah seorang manusia yang takqwa. Dia adalah perpaduan sempurna dari keturunan wali Cirebon dan ulama besar di Garut, Jawa Barat. Masa kecilnya dihabiskan di sebuah pondok di Garut. Setelah cukup dengan ilmu agama dan kadigdayaan, Eyang Haji Gentar Bumi mulai mengembara. Dengan kebijaksanaan dan kesaktiannya, Eyang Haji Gentar Bumi berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan menjadikan mereka sebagai santri-santrinya. Kesaktian Eyang Haji Gentar Bumi memang kesohor. Tak ada musuh yang sanggup berdiri tegak di hadapannya manakala mereka tengah bertarung. Dengan sekali hentakan kaki Eyang Haji Gentar Bumi, setiap musuhnya pasti oleng. Mereka merasa tanah yang dipiajaknya bergetar serasa dilanda gempa dahsyat. Makam Eyang Haji Gentar Bumi berada di kaki Gunung Halimun, Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Berada di bukti kecil, makam keramat yang memiliki areal luas di tengah sejuknya udara pegunungan ini kerap dijadikan sebagai tempat pertapaan terakhir bagi orang-orang yang ngalab ilmu hikmah. Keramat ini dipercaya banyak orang sebagai persemedian terakhir untuk menyempurnakan ilmu kesaktian. Berbekal sedikit informasi, Misteri meninvestigasi kekuatan mistik yang terdapat di makam keramat Eyang Haji Gentar Bumi. Ditemani Ustadz Abdul Qodir dari Sukabumi, Misteri tiba di tempat selepas dzuhur. Sambil istirahat di depan makam, kami bisa menyaksikan pemandangan ke segala arah. Meski berada jauh di kaki gunung Halimun, areal makam ini nampak asri dan terawat dengan baik. Batu-batu menhir bertebaran menghiasi taman-taman di sekelilingnya. Sementara batu-batu alam tertata apik di sekeliling makam, nampak seperti lantai yang terbuat dari marmer hitam. Empat buah tiang penyangga cungkup pun tak kalah artistiknya. Terbuat dari kayu hitam berukir, yang menyangga cungkup berukiran kayu jati. “Bangunan ini sumbangan dari seorang pejabat Pemda Karawang,” kata seorang peziarah. Setelah cukup istirahat, Ustadz Abdul Qodir atau Abah Qodir mulai melakukan tawasulan, mengirim doa-doa khusus. Misteri duduk di belakang Abah Qodir sambil menyelidik ke segala arah. Sudah lewat 20 menit Abah Qodir duduk di depan makam, namun Misteri tak menyaksikan peristiwa gaib apapun. Namun tak lama berselang, Abah Qodir tiba-tiba meraung dan merintih-rintih seperti kesakitan. Tubuhnya oleng, meliuk-liuk seperti tertiup angin. Setengah terkejut Misteri menghampiri Abah Qodir. Dia tak bergeming. Abah Qodir tetap duduk meditasi dengan mata terpejam. Tiba-tiba angin puyuh menghembus di atas makam Eyang Haji Gentar Bumi. Kekuatannya menyingkap gamis dan sorban yang dikenakan Abah Qodir. Misteri yang berada di sisi kiri makam tentu saja kaget merasakan tiupan angin dingin yang datang tiba-tiba itu. Belum hilang keterkejutan Misteri, tiba-tiba tubuh Abah Qodir terjerembab, telentang dengan mata melotot. Nampak jelas raut muka lelaki 48 tahun ini diliputi rasa cemas. Sesaat kemudian Abah Qodir baru bisa menguasai diri dan mengucap istighfar. “Astaghfirullah!” Ucapnya, lirih. “Ada apa, Bah?” Tanya Misteri. Abah Qodir tak menjawab. Dia malah bangkit dan menjauh dari makam. Dalam dalam tasnya dia kemudian mengambil minuman dan menenggaknya hampir habis. “Tadi saya berusaha mengundang gaib penghuni makam ini. Tapi dia tidak mawujud, saya hanya melihat hewan-hewan gaib peliharannya,” jelas Abah Qodir setengah berbisik. Sebenarnya, banyak hal yang ingin Misteri ketahui dari pengalaman Abah Qodir. Tapi melihat kondisinya yang nampak lelah, sementara Misteri memilih diam. Mungkin Abah Qodir perlu waktu sedikit untuk mengatur napas dan menghisap sebatang rokok. Setelah tenang, Misteri mengajak Abah Qodir duduk di tangga menuju makam. Beberapa menit kemudian, Abah Qodir baru menceritakan pengalamannya. Menurutnya, setelah tawasul dan membuka pintu alam gaib dia melihat pemandangan yang menakjubkan. Kebun yang luas dan sawah yang berada di sekeliling makam Eyang Haji Gentar Bumi itu tiba-tiba berubah dipenuhi ribuan ekor kerbau, sapi dan kambing. Hewan-hewan itu bergerombol makan rumput seperti tak memperdulikan kehadiran Abah Qodir. Setelah diteliti, hewan-hewan itu ternyata seluruhnya berkulit dan berbulu putih atau bule. “Saya benar-benar takjub melihat pemandangan itu,” aku Abah Qodir. Namun beberapa saat kemudian hal yang tak diinginkan terjadi. Abah Qodir melihat seekor kerbau bule dengan tanduk panjang mengamuk, membuat kawanan bintang itu panik dan berlarian ke segala arah. Abah Qodir yang berdiri tak jauh dari gerombolan kambing tentu saja ikut terkena imbasnya. Kambing-kambing berlarian. Beberapa ekor di antaranya menabrak Abah Qodir. “Saya melihat ada hal yang tak beres di sana, lalu saya cepat kembali ke alam ini,” jelas Abah Qodir. Makam Eyang Haji Gentar Bumi memang keramat. Misteri dapat merasakan aura gaibnya yang terpancar kuat. Hal ini pun dirasakan oleh dua orang anak muda yang datang dari dalam surau yang berada di bawah makam. Anak-anak muda yang mengaku bernama Ahmad Gibran, 20 tahun, dan Jumat, 27 tahun, ini juga pernah mengalami hal mistik di makam Eyang Haji Gentar Bumi. Ahmad Gibran, pemuda lajang asal Ciapus, Bogor mengaku datang ke makam Eyang Gentar Bumi atas perintah gurunya Haji Uu Supriatna di Cikaret, Bogor. Sesuai perintah gurunya, Ahmad harus menyempurnakan ilmunya di makam ini dengan membaca Doa Nurbuwat sebanyak 118 kali setelah shalat Hajat. Sejak berguru pada H. Uu Supriatna, Ahmad mengaku telah 10 kali datang ke makam Eyang Haji Gentar Bumi. Dan setiap kali datang Ahmad harus menginap paling tidak 10 hari untuk menyempurnakan ilmunya. Disebutkan H. Uu Supriatna, makam Eyang Haji Gentar Bumi adalah tempat musyawarahnya para aulia pulau Jawa. Jika mereka hadir di sana, tanda-tandanya dapat terlihat dengan harum bunga melati di sore hari. Padahal di sekitar tempat itu tidak terdapat bunga melati atau sedap malam. Anehnya, wangi bunga-bunga itu sering tercium pada malam purnama. Seperti juga Ahmad, Jumat datang ke makam ini untuk menyempurnakan ilmunya. Sudah 5 kali Jumat dia datang ke makam ini dan setiap kali datang dia harus nginap paling tidak 7 malam. Ada hal gaib yang pernah dialaminya. Suatu sore setelah membacakan dzikir di depan makam, Jumat dikagetkan olah sekelebatan bayangan yang datang dari tangga menuju makam. Makin lama bayangan itu nampak jelas seorang tua berjubah hijau. Meski ada rasa takut namun Jumat menguatkan hatinya untuk tetap duduk di tempatnya. Sebab dia yakin makhluk ini bukan manusia, tapi pastilah makhluk halus. Tak ada kata-kata apapun yang keluar dari mulut Jumat. Begitu juga dengan makhluk yang baru saja hadir itu. Makhluk itu terus berjalan melintas makam dan sejenak berdiri di depan makam. Tak jelas apa yang dilakukannya, namun pasti makhluk itu membaca sesuatu lalu mengusap wajahnya. Sesaat kemudian dia kembali berlalu menuruni anak tangga ke arah gunung Halimun dan menghilang di balik pohon. “Saya yakin itu pastilah wujud gaib Eyang Haji Gentar Bumi. Mungkin dia hendak ke puncak Halimun,” kenang Jumat. Menelisik dunia gaib memang tidak mudah. Tapi kita harus yakin bahwa hal-hal gaib itu benar adanya. Demikian pula dengan makam Eyang Haji Gentar Bumi. Banyak orang telah membuktikan keangkerannya.SejarahSingkat Eyang Haji Gentar Bumi - Wali sakti Qudratullah adalah seorang Wali Allah yang tugasnya sungguh sangat berat karena pada zamannya ia bertuga untuk menjaga benteng selatan pulau jawa yang khususnya Pelabuan Ratu dan sekitarnya tak heran kisah-kisah perjalanan beliau selalu diliputi dengan kisah yang diluar akal sehat manusia karena tingginya karomah yang diberikan oleh Allah SWT NAMA NAMA PARA LELUHUR SUNDA DAN MAKAM PETILASANYA 04/15/2016 - 1246 Pangeran Jayakarta Rawamangun Jakarta Eyang Prabu Kencana Gunung Gede, Bogor Syekh Jaenudin Bantar Kalong Syekh maulana Yusuf Banten Syekh hasanudin Banten Syekh Mansyur Banten Aki dan Nini Kair Gang Karet Bogor Eyang Dalem Darpa Nangga Asta Tasikmalaya Eyang Dalem Yuda Negara Pamijahan Tasikmalaya Prabu Naga Percona Gunung Wangun Malangbong Garut Raden Karta Singa Bunarungkuo Gn Singkup Garut Embah Braja Sakti Cimuncang, Lewo Garut Embah Wali Tangka Kusumah Sempil, Limbangan garut Prabu Sada Keling Cibatu Garut Prabu Siliwangi Santjang 4 Ratu Padjadjaran Embah Liud Bunarungkup, Cibatu Garut Prabu Kian Santang Godog Suci, garut Embah Braja Mukti Cimuncang, Lewo Garut Embah Raden Djaenuloh Saradan, Jawa Tengah Kanjeng Syekh Abdul Muhyi Pamijahan Tasikmalaya Eyang Siti Fatimah Cibiuk, Leuwigoong Garut Embah Bangkerong Gunung Karantjang Eyang Tjakra Dewa Situ Lengkong, Pandjalu Ciamis Eyang Prabu Tadji Malela Gunung Batara Guru Prabu Langlang Buana Padjagalan, Gunung Galunggung Eyang Hariang Kuning Situ Lengkong Pandjalu Ciamis Embah Dalem Salinggih Cicadas, Limbangan Garut Embah Wijaya Kusumah Gunung Tumpeng Pelabuhan Ratu Embah Sakti Barang Sukaratu Syekh Abdul Rojak Sahuna Ujung Kulon Banten Prabu Tjanar Gunung Galunggung Sigit Brodjojo Pantai Indramayu Embah Giwangkara Djayabaya Ciamis Embah Haji Puntjak Gunung Galunggung Dewi Tumetep Gunung Pusaka Padang , Ciamis Eyang Konang Hapa Dayeuh Luhur, Sumedang Embah Terong Peot dayeuh Luhur, Sumedang Embah Sayang Hawu Dayeuh Luhur, Sumedang Embah Djaya Perkasa Dayeuh Luhur, Sumedang Prabu Geusan Ulun Dayeuh Luhur, Sumedang Nyi Mas Ratu harisbaya Dayeuh Luhur, Sumedang Eyang Anggakusumahdilaga Gunung Pusaka Padang Ciamis Eyang Pandita Ratu Galuh Andjarsukaresi Nangerang Embah Buyut Hasyim Tjibeo Suku Rawayan, Banten Eyang mangkudjampana Gunung Tjakrabuana, Malangbong Garut Embah Purbawisesa Tjigorowong, Tasikmalaya Embah Kalidjaga Tedjakalana Tjigorowong, Tasikmalaya Embah Kihiang Bogor Babakan Nyampai, Bogor Aki Wibawa Tjisepan, Tasikmalaya Embah wali Mansyur Tomo, Sumedang Prabu Nagara Seah Mesjid Agung Tasikmalaya Sunan Rumenggang Gunung Batara Guru Embah Hadji Djaenudin Gunung Tjikursi Eyang Dahian bin Saerah Gunung ringgeung, garut Embah Giwangkarawang Limbangan Garut Nyi Mas Layangsari Gunung Galunggung Eyang Sunan Cipancar Limbangan garut Eyang Angkasa Gunung Kendang, Pangalengan Embah Kusumah Gunung Kendang, Pangalengan Eyang Puspa Ligar Situ Lengkong, Panjalu Ciamis Kimandjang Kalapa 3, Basisir Kidul Eyang Andjana Suryaningrat Gunung Puntang Garut Gagak Lumayung Limbangan Garut Sri Wulan Batu Hiu, Pangandaran Ciamis Eyang Kasepuhan Talaga Sanghiang, Gunung Ciremai Aki manggala Gunung Bentang, Galunggung Ki Adjar Santjang Padjadjaran Gunung Bentang, Galunggung Eyang Mandrakuaumah Gunung Gelap Pameungpeuk, Garut Embah Hadji Muhammad Pakis Banten Eyang Boros Anom Situ Lengkong, Pandjalu Ciamis Embah Raden Singakarta Nangtung, Sumedang Raden Rangga Aliamuta Kamayangan, Lewo-Garut Embah Dalem Kasep Limbangan Garut Eyang Imam Sulaeman Gunung Gede, Tarogong Embah Djaksa Tadjursela, Wanaraja Embah Wali Kiai Hadji Djafar Sidik Tjibiuk, Garut Eyang Hemarulloh Situ Lengkong Pandjalu Embah Dalem Wewengkon, Tjibubut Sumedang Embah Bugis Kontrak, Tjibubut Sumedang Embah Sulton Malikul Akbar Gunung Ringgeung Garut Embah Dalem Kaum Mesjid Limbangan Garut Mamah Sepuh Pesantrean Suralaya Mamah Kiai hadji Yusuf Todjiri Wanaradja Uyut demang Tjikoneng Ciamis Regregdjaya Ragapulus Kiai Layang Sari Rantjaelat Kawali Ciamis Embah Mangun Djaya Kali Serayu, Banjarnrgara Embah Panggung Kamodjing Embah Pangdjarahan Kamodjing Syekh Sukri Pamukiran, Lewo Garut Embah Dipamanggakusumah Munjul, Cibubur Aki Mandjana Samodja, Kamayangan Eyang Raksa Baya Samodja, Kamayangan Embah Dugal Tjimunctjang Embah Dalem Dardja Tjikopo Embah Djaengranggadisastra Tjikopo Nyi Mas Larasati Tjikopo Embah Dalem Warukut Mundjul, Cibubur Embah Djaya Sumanding Sanding Embah Mansur Wiranatakusumah Sanding Embah Djaga Alam Tjileunyi Sembah Dalaem Pangudaran Tjikantjung Majalaya Sembah Dalem Mataram Tjipantjing Eyang Nulinggih Karamat Tjibesi, Subang Embah Buyut Putih Gunung Pangtapaan, Bukit Tunggul Embah Ranggawangsa Sukamerang, bandrek Eyang Yaman Tjikawedukan, Gunung Ringgeung Garut Embah GurangkentjanaTjikawedukan, Gunung Ringgeung Garut Embah Gadjah Putih Tjikawedukan Gunung wangun Ratu Siawu-awu Gunung Gelap, pameungpeuk Sumedang Embah Mangkunegara Cirebon Embah Landros Tjibiru Bandung Eyang latif Tjibiru Bandung Eyang Penghulu Tjibiru Bandung Nyi Mas Entang Bandung Tjibiru Bandung Eyang Kilat Tjibiru Bandung Mamah Hadji Umar Tjibiru Bandung Mamah Hadji Soleh Tjibiru Bandung Mamah Hadji Ibrahim Tjibiru Bandung Uyut Sawi Tjibiru Bandung Darya binSalmasih Tjibiru Bandung Mmah Hadji Sapei Tjibiru Bandung Embah Hadji Sagara Mukti Susunan Gunung Ringgeung Eyang Istri Susunan Gunung Ringgeung Eyang Dewi Pangreyep Gunung Pusaka Padang Garut Ratu Ayu Sangmenapa Galuh Eyang Guru Adji panumbang Tjilimus Gunung Sawal Eyang Kusumah Adidinata Tjilimus Gunung Sawal Eyang Rengganis Pangandaran Ciamis Ki Nurba’in Sayuran, Gunung Tjikursi Buyut Dasi Torowek Tjiawi Embah Buyut Pelet Djati Tudjuh Kadipaten Embah Gabug Marongge Eyang Djayalaksana Samodja Nyi Mas Rundaykasih Samodja Nyi Mas Rambutkasih Samodja Eyang Sanghiang Bongbangkentjana Ujung Sriwinangun Eyang Adipati Wastukentjana Situ Pandjalu Ciamis Eyang Nila Kentjana Situ Pandjalu, Ciamis Eyang Hariangkentjana Situ Pandjalu Ciamis Embah Dalem Tjikundul Mande Cianjur Embah Dalem Suryakentjana PantjanitiCianjur Embah Keureu Kutamaneuh Sukabumi Ibu Mayang Sari Nangerang Bandrek Garut Eyang Prabu Widjayakusumah Susunan Payung Bandrek Garut Embah Sayid Kosim Gunung Alung Rantjapaku Embah Bang Sawita Gunung Pabeasan Limbangan Garut Uyut Manang Sanghiang Banten Eyang Ontjar Nyampai Gunung Bungrangrang Eyang Ranggalawe Talaga Cirebon Ibu Siti Hadji Djubaedah Gunung Tjupu Banjar Ciamis Mamah Sepuh Gunung Halu Tjililin Bandung Embah Sangkan Hurip Ciamis Embah Wali Abdullah Tjibalong Tasikmalaya Mamah Abu Pamidjahan Tasikmalaya Embah Dalem Panungtung Hadji Putih Tunggang Larang Curug Emas Tjadas Ngampar Sumedang Raden AstuManggala Djemah Sumedang Embah Santiung ujung Kulon Banten Eyang Pandita Nyalindung Sumedang Embah Durdjana Sumedang Prabu Sampak Wadja Gunung Galunggung Tasikmalaya Nyi Mas Siti Rohimah/Ratu Liongtin Jambi Sumatera Eyang Parana Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya Eyang Singa Watjana Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya Eyang Santon Kulur Tjipatujah, tasikmalaya Eyang Entjim Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya Eyang Dempul Wulung Djaga Baya Ciamis Eyang Dempul Walang Djaga Baya Ciamis Eyang Giwangkara Djaga Baya Ciamis Embah Wali Hasan Tjikarang Bandrek, Lewo Garut Embah Raden Widjaya Kusumah Tjiawi Sumedang Dalem Surya Atmaja Sumedang Eyang Rangga Wiranata Sumedang Eyang Mundinglaya Dikusumah sangkan Djaya, Sumedang Eyang Hadji Tjampaka Tjikandang, Tjadas Ngampar Sumedang Eyang Pangtjalikan Gunung Ringgeung Garut Eyang Singa Perbangsa Karawang Embah Djaga Laut Pangandaran Raden Ula-ula Djaya Gunung Ringgeung Garut Raden Balung Tunggal Sangkan Djaya, Sumedang sembah dalem wirasuta Majalaya Embah Raja Peduni majalaya Eyang santoan Qobul Banjaran, bandung pangeran qudratulloh di gunung cabe / g. sunda pelabuhan ratu prabu ciung wanara di belakang SMU 7 Bogor komplek Bantar jati raden mbah jangkung kp. cilumayan – sisi cibereno , bayah – banten Leluhur-leluhur dari pihak wanita. Yang ada di situs Medang Kamulan Ciamis dan Situs Medang Kamulan di Gunung Padang Cianjur 1. Ibu Sakti Pertiwi Gilang Gumilang Herang 2. Ibu Ratu Siti Dewi Hasta 3. Ibu Ratu Siti Dewi Banjaransari 4. Ibu Ratu Siti Dewi Pohaci 5. Ibu Ratu Siti Dewi Ratna Nastuna Larang Lancang Kamurang Galuh Pakuwon 6. Ibu Ratu Siti Dewi Cakrawati 7. Ibu Ratu Siti Dewi Sekar Jagat 8. Ibu Ratu Siti Dewi Niti Suari Sunan Ambu 9. Ibu Sakti Pertiwi Dewi Poerbasari 10. Ibu Ratu Siti Dewi Cempo Kemuning 11. Ibu Ratu Siti Dewi Ayu Jendrat 12. Eyang Sepuh Tunggal Dewa Sinuhun Rama Agung 13. Eyang Sepuh Prabu Manikmaya 14. Eyang Sepuh Prabu Ismaya 15. Syech Sulton Jannawiyah 16. Sri Baduga Maharaja Prabu Wangi Lingga Buana – Kakek dr Sri Baduga Maharaja Siliwangi 17. Sri Prabu Dewa Naskala Ningrat Kencana Ayahanda dr Prabu Siliwangi 18. Hyang Makukuhun Wali Haji Sakti Galuh Pakuwon sejarah Syahdan menurut hikayat tutur kata para sepuh, setelah pada tahun 17 M Sri Panggung Pertama bergelar Sri Ratu Prabu Gung Binathara Adjar Kusuma Padangi menginjakkan kakinya di Gunung Padang dan mengukuhkan situs Salaka Domas maka kemudian Sri Panggung Pertama beserta keluarga dan bala tentaranya membuat keraton kerajaan di Gunung Padang yang diberi nama Medang Kamulan. Sri Panggung Pertama bergelar Sri Ratu Prabu Gung Binathara Adjar Kusuma Padangi menikahi Siti Dewi Hasta yang bergelar Ratu Sindil karena menciptakan Kitab Sindil, dan memiliki putri Sri Ratu Dewi Nyi Mas Ayu Jendrat yang menciptakan Kitab Nila Sastra Ayu Jendrat yang dikenal sebagai kitab para Dewa dan memuat ajaran ajaran Pitutur berisi tutur riwayat berdirinya kerajaan atau nagari , Pituduh berisi petunjuk aturan hidup dalam masyarakat , Pibakalen berisi pembekalan manusia dari lahir hingga proses kematian. Sampurasun rampes. Neda maaf ka Gusti Pangeran nu Maha Agung nyuwun hampurakeun ka luluhur sepuh jeung pinisepuh nu kasebat Tataran Sunda Buat di Cianjur saya tau karena saya aslinya. Eyang Dalem Cikundul putra dari Eyang Dalem Arya Wangsa Goparna dari Nangka Beurit Sagalaherang subang dimakamkan di Bukit Pasir Gajah Majalaya Cikundul beserta sanak saudara dan keturunan2 beliau termasuk Camat Cikalong Pertama dan Cicitnya yang Pendiri Silat Cikalong Eyang Mama Haji Ibrahim Djajaperbata Bin Dalem Aom Rajadiradja. Eyang Surya Padang dimakamkan di seberangnya yaitu di Gunung Sawit beserta Eyang Sawit yang konon masih keturunan2 dari para prajurit Pajajaran yang hijrah akibat Islamnisasi dari Banten dan Cirebon. Eyang Gunung Jati alias Eyang Dalem Arya Kidul nu linggih di Bukit Babakan Jati Cianjur yanb\g jadi tempat favorit saya buat tirakatan karena sekalipun di pinggir kota tapi jauh dari mana2 jadi biasa fokus kalau buat ritual. Eyang Dalem Arya Cikondang alias Eyang Dalem Arya Adimanggala di makamkannya ada 2 karena beliau punya ilmu Panca Sona yang legendaris itu,untuk dari leher kebawah dimakamkan di tepi sungai cikondang dibawah pohon mangga di tengah2 sawah,kalau kepalanya ada di bukit cikondang dan tempatnya wingit&angker banget bagi yang ingin tirakatan. Perlu diketahui saya punya babad dan silsilah ketrurunan Eyang Dalem Cikundul/Raden Jayasasana dari beliau kebawah dan dari beliau keatas. Ok dekian dulu buat sekarang Eyang Nurbaya Eyang Nurbayin, itu ceritanya beda lagi kang kalau beliau dari Kadipaten Cibale Agung yang letaknya dekat jangari cianjur beliau merupakan abdi dalem disana yg pada waktu itu di pimpin oleh kerabat Eyang Dalem Cikundul yaitu keturunan dari adik ayah beliau yang bernama Panembahan Girilaya yang mempunyai putra bernama Eyang Lumaju Agung Dalem Marta yang merupakan pendiri Kadipaten Cibale Agung sebelum Kadipaten Cikundul dibentuk. Salam Buat keturunan2 Eyang Dalem Cikundul. Ngomong2 ada yang punya Ilmu Sahadat Cianjur/Sahadat Rasa Cikundul Ada Revisi..Makam Eyang Surya Padang tuh adanya di Gn Gambir Cikalong dan selain beliau dimakamkan juga sesepuh dari kerajaan pajajaran yang bernama Eyang Gambir Sawit yang dimakamkan di puncak Gn Gambir sedangkan Eyang Surya Padang sendiri dimakamkan di kaki gn nya. Penunggu Gn Gambir sendiri berupa siluman harimau yang besarnya segede kerbau jantan dan itu banyak org2 skitar atau yang berziarah ke makam beliau kebetulan melihat. Untuk Eyang Gentar Bumi makam beliau ada di kaki Gn Halimun beliau merupakan salah satu panglima perang pajajaran pada masa Prabu Nusya Mulya alias Prabu Seda Raja terakhir Pajajaran sebelum diluluh lantakan oleh Sultan Maulana Yusuf dari Gentar Bumi juga salah satu sepuh yang menguasai Ilmu Sahadat Sukawayana yang terkenal itu dan merupakan kunci masuk ke alam ghaib kerajaan pajajaran yang ada di sukawayana dan goa kuta maneuh sukabumi. SYEKH HAJI ABDUL MUHYI Syeikh Haji Abdul Muhyi mendirikan masjid tempat ia memberikan pengajian untuk mendidik para kader yang dapat membantunya menyebarkan agama Islam lebih jauh ke bagian selatan Jawa Barat. Setelah empat tahun menetap di Lebaksiuh, didirikan oleh Syekh Abdullah Asy-Syattar, dikembangkan di Indonesia mula-mula oleh Syekh Abdur Rauf Singkel, dan menyebar ke Jawa Barat karena peranan Syekh Haji Abdul Muhyi, salah seorang murid Syekh Abdur Rauf Singkel. Di sini di sela-sela gerilya menghadapi tentara Belanda yang didukung oleh Sultan Haji Syekh Yusuf sempat memberikan kenang-kenangan sebuah kitab tasawuf kepada Syekh Abdul Muhyi Pamijahan. Ada dua alasan mengapa keduanya begitu akrab Nama lengkapnya ialah Aminuddin Abdul Rauf bin Ali Al Selanjutnya, ia pergi menunaikan ibadah haji, dan dalam dari Pariaman, Sumatera Barat dan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan dari Abdul Muhyi, Syeikh Haji Mataram, Lombok, 1071 H/1650 M-Pamijahan, Bantarkalong, Tasikmalaya, Jawa Barat 1151 H/1730 M. Ulama tarekat Syattariah, penyebar agama Islam di Jawa Barat bagian selatan. Karena dipandang sebagai wali, Salah satu obyek wisata religius di Tatar Sunda yang banyak diziarahi orang adalah makam Syekh Haji Abdul Muhyi. Makam ini terletak di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, 65 kilometer arah selatan dari pusat kota Tasikmalaya. Syeikh Haji Abdul Muhyi adalah salah seorang keturunan bangsawan. Ayahnya bernama Sembah Lebe Warta Kusumah, adalah keturunan raja Galuh Pajajaran. Abdul Muhyi lahir di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 1071 H/1660 M dan Demikian pula, ziarah ke makam Syekh Abdul Muhyi dan dilanjutkan dengan penerebotan gua Saparwadi, dianggap ekivalen dengan pergi haji ke Mekkah. Anggapan ini direpresentasikan oleh tingkat keistimewaannya dalam penetrasi gua Saparwadi.EyangHaji Gentar Bumi adalah seorang aulia yang bermukim di Selatan Sukabumi. Semasa hidupnya, tokoh ini juga dikenal dengan nama Wali Sakti Qudratullah. Dia mengemban tugas mensyiarkan Islam di wilayah Selatan Sukabumi yang berbatasan dengan Pandeglang, Banten. Konon pada masanya, wilayah Selatan Sukabumi, tepatnya di kaki Gunung Halimun
Foto tangkapan layar YouTube – Wisata situs Batu Bedil yang berada di kawasan hutan Cikiruh Desa Bayah Timur, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten banyak menyisakan misteri. Kono batu peninggalan zaman pra sejarah megalitikum dengan posisi berundak mirip pistol atau bedil bahasa sunda itu merupakan petilasan Kiansantang anak dari Prabu Siliwangi. Baca juga Mengenal Objek Wisata Goa Lalay yang Penuh Misterius di Desa Sawarna Penjaga Situs Batu Bedil, Saepul Rahman menceritakan, berdasarkan cerita rakyat situs Batu Bedil merupakan petilasan Kiansantang. Namun, pihaknya tak mengetahui persis awal mula nama Batu Bedil tersebut. “Kalau dari cerita masyarakat sih, disini situs batul bedil pernah jadi petilasan Kiansantang,” katanya. Menurut dia, orang tuanya Sayong merupakan orang yang pertama kali menemukan situs tersebut pada tahun 1986. Dahulu, sebelum seperti sekarang ini, situs itu masih berupa hutan belantatara. YouTube / Galuh Malpiana “Lalu pada tahun 1999 keberadaan Batu Bedil ini menarik perhatian para peneliti Arkeolog. Hingga Provinsi Banten pun melakukan penataan pada tahun 2009,” katanya. Baca juga Sungai Batu Rogoh, Objek Wisata Tersembunyi di Way Kanan Lampung Situs Batu Bedil berada di lahan seluas satu hektare milik kasepuhan adat Bayah dan merupakan peninggalan zaman prasejarah megalitikum sejenis batu monolith berbentuk menhir. Uniknya batu tersebut berada di kemiringan dinding bukit, sehingga terlihat seperti sebuah bedil yang moncongnya mengarah keselatan ke batu karang kuda yang berada tepat di desa Darmasari, Kecamatan setempat. Namun hingga saat ini, belum jelas keberadaan batu kuda tersebut. Makam Eyang Gentar BumiDi area situs Batu Bedil juga terdapat lingkaran batu seperti makam. Kono, itu merupakan makam Eyang Gentar Bumi. “Kono ceritanya seperti itu, bahkan dulu saya pernah kedatangan tamu yang berasal dari daerah Bogor, Jawa Barat yang mengaku keturunan Eyang Gentar Bumi,” kata Saepul. Baca juga Mengenal Objek Wisata Goa Lalay yang Penuh Misterius di Desa Sawarna Menurut cerita Eyang Gentar Bumi merupakan seorang Aulia yang dikenal juga wali sakti Qudratullah yang mengemban amanah untuk menyiarkan Islam di wilayah selatan Sukabumi yang berbatasan dengan Lebak. Penulis OdilEditor Redaksi Post Views 602
MakamEyang Gentar Bumi memiliki kesaktian luar biasa turun temurun berdasarkan sejarah dan cerita warga masyarakat sekitar, lokasi makam keramat ini terletaeyangwali sakti haji qudratullah adalah waliyullah yang menyebarkan agama islam daerah selatan pelabuhan ratu sukabumi jawa barat beliau masih keturunan darsyechwali quddratullah atau eyang gentar bumi merupakan salah satu tokoh wali penyebaran islam di indonesia khususnya d jawa barat perjalanan pnyebaran islaLokasipetiasan eyang gentar bumi yang kini selalu didatangi para penjarah dari berbagai wilayah di Indonesia. Rumah/Cerita dan Sejarah/ Situs Pangguyangan Eyang Gentar Bumi. Cerita dan Sejarah Situs Pangguyangan Eyang Gentar Bumi. Juni 16, 2022. 1 41 1 menit membaca.
Dengankebijaksanaan dan kesaktiannya, Eyang Haji Gentar Bumi berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan menjadikan mereka sebagai santri-santrinya. Kesaktian Eyang Haji Gentar Bumi memang kesohor. Tak ada musuh yang sanggup berdiri tegak di hadapannya manakala mereka tengah bertarung. Dengan sekali hentakan kaki Eyang Haji Gentar Bumi, setiap
Masakecilnya dihabiskan di sebuah pondok di Garut. Setelah cukup dengan ilmu agama dan kadigdayaan, Eyang Haji Gentar Bumi mulai mengembara. Dengan kebijaksanaan dan kesaktiannya, Eyang Haji Gentar Bumi berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan menjadikan mereka sebagai santri-santrinya. Kesaktian Eyang Haji Gentar Bumi memang kesohor.
.