(Amal Hamzah) Berdiri aku di tepi pantai Memandang lepas ke tengah laut Ombak pulang, memecah berderai Keribaan pasir rindu berpaut. Ombak datang bergulung-gulung Balik kembali ke tengah segara Aku takjub, terdiri termenung Beginilah rupanya permainan masa. Hatiku juga seperti dia Bergelombang-gelombang memecah ke pantai Arus suka beralih duka
Dalam puisi ini, kata-kata dipadukan dengan indahnya pemandangan pantai, ombak yang memecah di bibir pantai, serta kehidupan laut yang mempesona. Puisi pantai sering kali mengandung imaji yang kuat dan mengajak pembaca untuk merenung dan memahami keagungan alam dan kehidupan di sekitar pantai.
Berita Puisi Teluk Jayakatera Amir Hamzah - Puisi Teluk Jayakatera Amir Hamzah: Ombak memecah di tepi pantai angin berhembus lemah lembutOmbak sebukit-bukit berlarian ke tepi. membentur merelakan diri. membentuk irama yang hanya dimengerti. oleh dinding -dinding kokoh berdiri, Ku merelakan asa ini pergi. tuk memeluk buih terbelah pada dinding tepi. agar aku merasakan sakit diri. ombak yang rela membentur pagar sakti. Bacalah puisi berikut! Di Tepi Pantai (Karya: Amir Hamzah) Ombak berderai di tepi pantai, Angin berembus lemah lembut. Puncak kelapa melambai-lambai, Di ruang angkasa awan bertabut. Burung terbang melayang-layang, Serunai berlagu alangkah terang. Bersuka raya bersenang-senang. Lautan haru hijau terbentang.
Di Tepi Pantai (Karya: Amir Hamzah) Ombak berderai di tepi pantai, Angin berembus lemah lembut. Puncak kelapa melambai-lambai, Di ruang angkasa awan bertabut. Burung terbang melayang-layang, Serunai berlagu alangkah terang. atau di tempat lain. Puisi "Di Tepi Pantai" menggunakan Majas Personifikasi karena mempersamakan benda dengan.